Demikianlah seterusnya Musa mengikuti Khidir dan terjadilah beberapa
peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahawa baginda
tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir.
Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa
terperanjat.
Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu
yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan
hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan
janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena
kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap
tindakan Nabi Khidir.
Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir
membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya.
Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat
Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir.
Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi
kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu
yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa
harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.
Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu
wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada
penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan
tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa
kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi
Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok
suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa
kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu
memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya
Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima
Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.
Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal
yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir
menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki
oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang
suka merampas perahu miliki rakyatnya.
Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh
seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan
jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi
orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak
yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah
yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim
yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta
benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini
telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok
rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan
tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar
masih menyembah berhala,
sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat
mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di
negeri Antakya, Turki.
Akhirnya Nabi Musa as. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah
dikerjakan Nabi Khidir. Akhirya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat
bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba
Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat
dituntut atau dipelajari yaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.
Saat mereka di dalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung
lalu hinggap di ujung perahu itu. Burung itu meneguk air dengan
paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak berbanding
dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air
laut ini karena diteguk sedikit airnya oleh burung ini.”
Sebelum berpisah, Khidir berpesan kepada Musa: “Jadilah kamu seorang
yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah
dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu
melakukan kekhilafan, berputus asa dengan kekhilafan yang telah
dilakukan itu. Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan,
wahai Ibnu `Imran.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar